Produk pemutih kulit yang banyak digunakan wanita untuk memutihkan kulitnya jika dipakai secara berlebihan dapat mengakibatkan kanker kulit. Hal tersebut disebabkan pemutih yang mengandung Hidroquinon, Kojic Acid, Azelaic Acid yang dapat menghambat terbentuknya pigmen melanin sehingga sinar ultraviolet dapat mudah masuk menembus lapisan epidermis kulit yang ditunjukkan dengan ruam-ruam kemerahan pada kulit.
“Padahal pigmen melanin berfungsi menyerap sinar matahari, terutama ultraviolet yang berbahaya. Jadi, ibu-ibu dan remaja putri yang kulitnya gelap kecoklatan tidak perlu khawatir dan merasa rendah diri serta melakukan pemutihan kulit dengan pemutih karena efek sampingnya bisa sangat berbahaya” ujar dr Satiti Retno Pujiastutik SPKK dari bagian Penyakit Kulit dan Kelamin FK UGM/RSUP dr Sardjito dalam seminar Kanker Kulit, Kosmetik, Kecantikan, dan Keharmonisan Kelurga yang diselenggarakan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) bekerja sama dengan FK UGM. Seminar tersebut juga dihadiri oleh Kepala Diklat YKI wilayah DIY dr J.B. Soebroto SpPA.
Satiti menambahkan bahwa sinar matahari yang paling berbahaya bagi kulit antara pukul 09.00-15.00 WIB dan sinar yang intensitasnya tinggi ketika bayangan tubuh tepat berada di tengah-tengah. Di hadapan peserta seminar sebagian besar adalah kaum hawa, Soebroto menegaskan bahwa penyebab utama kanker kulit belum ditemukan, tetapi yang pasti penyebarannya bisa sangat cepat. Jika merasa ada benjolan di bagian tubuh dan kian hari kian membesar atau luka yang tak kunjung sembuh, maka harus dicurigai sebagai kanker.
Lebih lanjut, Soebroto menjelaskan bahwa salah satu cara mudah untuk mengantisipasi terdapatgejala kanker kulit atau tidak, adalah dengan melaakukan teknik deteksi dini yang dikenal dengan istilah Dakuri (waspadai kulit sendiri), Sakuri (periksa kulit sendiri), dan Bakuri (meraba kulit sendiri). Tumor atau kanker stadium dini akan sembuh tuntas dengan jalan operasi radikal.
Sumber : www.indomedia.com